Karyawan yang mampu mengelola keuangannya dengan baik memiliki tingkat motivasi dan produktivitas kerja yang tinggi. Hal ini dikemukakan oleh praktisi investasi Eko P. Pratomo dalam workshop Cerdas Finansial yang diselenggarakan di Universitas Paramadina, Jakarta beberapa waktu lalu.
Eko menjelaskan, masalah keuangan menduduki porsi besar dalam keluarga. Implikasinya, ketika seseorang tidak bisa menuntaskan masalah keuangannya di rumah, otomatis akan terbawa ke pekerjaannya. Hal ini selanjutnya akan memengaruhi produktivitas kerjanya di kantor.
“Apalagi jika masalah keuangannya berat, seperti tidak bisa membayar utang kartu kredit atau adanya kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi,” ujar dia.
Dalam pandangan Eko, masalah keuangan tidak melulu berkaitan dengan minimnya gaji seseorang. ”Sekalipun gajinya sudah dinaikkan, tapi jika orang yang bersangkutan memiliki banyak keinginan, maka gaji berapa pun tidak akan pernah cukup,” kata dia.
Di sisi lain Eko melihat, banyak orang yang tidak memahami cara mengelola keuangan yang benar. “Di sekolah kita belajar ilmu pengetahuan yang di kemudian hari bermanfaat untuk menghasilkan uang. Tapi, kita tidak diajarkan cara mengelolanya agar uang tersebut bermanfaat,” tutur dia.
Perusahaan Berkepentingan
Eko menilai, perusahaan berkepentingan untuk mengalokasikan sebagian dana untuk mengadakan pelatihan mengenai pengelolaan keuangan keluarga.
“Saya berharap para praktisi HR juga memandang penting masalah keuangan karyawan. Selama ini pelatihan untuk karyawan biasanya melulu dikaitkan dengan peningkatan kompetensi atau skill karyawan yang berhubungan dengan pekerjaan, dan manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh perusahaan,” ujar dia.
Eko memperkirakan, karyawan yang keuangan pribadinya bermasalah, setidaknya akan membuang 50% energinya untuk memikirkan masalah tersebut. Jika masalah yang menyita kapasitas karyawan ini dapat dihilangkan, Eko optimistis, karyawan dapat bekerja lebih fokus dan amanah dalam menjalankan tugas-tugasnya.
Karena itu, Eko menghimbau kepada praktisi HR di perusahaan agar tidak menganggap remeh masalah ini. “Dengan mengikuti pelatihan cara mengelola keuangan yang cerdas, saya berharap setiap orang dapat terbebas dari masalah keuangan, sehingga dapat bekerja lebih produktif,” tutur dia. ■ Firdanianty